LinkedIn
WhatsApp
Microsoft Teams

Technical SEO Checklist Lengkap yang Harus Segera Dioptimasi!

Ridwan Saleh Fadillah

Ridwan Saleh Fadillah

SEO Specialist

View case

durasi baca : 2 menit

Kalau bicara soal SEO (Search Engine Optimization), banyak orang langsung kepikiran soal keyword, backlink, atau kualitas konten. Padahal, ada satu bagian yang nggak kalah penting untuk mendukung performa website di Google, yaitu Technical SEO.

Bayangkan saja: konten sudah bagus, backlink sudah banyak, tapi kalau secara teknis website susah diakses Googlebot, ya hasilnya nihil. Technical SEO ibarat fondasi rumah. Kalau fondasinya rapuh, sekuat apapun bangunan di atasnya tetap gampang roboh.

Nah, biar nggak bingung, di artikel ini kita bakal bahas Technical SEO checklist lengkap yang harus segera kamu optimasi. Yuk, kita kupas satu-satu!

Apa Itu Technical SEO?

Secara sederhana, Technical SEO audit adalah proses mengoptimalkan aspek teknis website supaya mesin pencari (seperti Google) bisa mengakses, merayapi (crawl), mengindeks, dan menampilkan website dengan baik di hasil pencarian.

Kalau On-Page SEO fokus ke konten (judul, keyword, struktur), Technical SEO lebih ke belakang layar: struktur website, kecepatan loading, mobile-friendly, sitemap, robots.txt, sampai keamanan (HTTPS).

Technical SEO Checklist Terlengkap 2025

Kalau kamu merasa sudah bikin konten bagus, sudah riset keyword, bahkan rajin bangun backlink tapi trafik website tetap jalan di tempat, bisa jadi masalahnya ada di Technical SEO. Nah, biar lebih gampang, berikut kita bakal bahas Technical SEO checklist lengkap yang bisa kamu gunakan sebagai panduan audit:

1. Accessibility (Aksesibilitas)

Aksesibilitas website berarti memastikan pengguna dan Googlebot bisa masuk ke website tanpa hambatan. Ada beberapa faktor penting yang wajib dicek:

a. Server Uptime

Uptime adalah berapa lama server kamu hidup dan bisa diakses. Idealnya harus tinggi (99% ke atas). Kalau uptime rendah, website sering down dan Google bisa gagal crawl sehingga menyebabkan ranking drop. Tools untuk mengecek ini: Pingdom atau UptimeRobot.

b. Server Response Time (TTFB)

TTFB = Time To First Byte. Ini waktu yang dibutuhkan server untuk merespons request pertama.

  • Ideal: <800ms
  • 800–1800ms: harus ditingkatkan
  • 1800ms: harus segera diperbaiki

Kalau response time lambat, Google jadi “malas” crawl website kamu.

c. Page Load Time

Berbeda dari TTFB, ini lebih ke kecepatan halaman terbuka penuh. Tanggung jawabnya ada di elemen-elemen website: gambar, CSS, JS, plugin. Harus dioptimalkan supaya pengguna betah.

d. Security (Keamanan)

Website harus HTTPS dengan SSL certificate. Google menandai website HTTP sebagai “Not Secure”.

Di Google Search Console, keamanan (security issues) adalah prioritas utama yang nggak boleh diabaikan.

e. Scalability (Skalabilitas)

Scalability artinya seberapa mudah website kamu bisa berkembang kalau ingin tambah konten atau fitur baru. Website harus punya struktur yang rapi dan mudah diperluas.

Misalnya, kalau kamu punya e-commerce dengan 100 produk dan ingin scale up ke 10.000 produk, sistem kategori, URL, dan server harus siap.

f. Stability (Stabilitas Platform)

Stabilitas di sini artinya seberapa andal platform atau server kamu. Kalau server sering error (5xx errors), itu tanda server tidak stabil.

Server yang stabil bikin Googlebot lebih gampang merayapi website tanpa terganggu downtime. Ingat untuk cek log server untuk memastikan tidak ada error berkala.

g. Flexibility (Fleksibilitas)

Fleksibilitas adalah seberapa mudah kamu bisa bikin perubahan di website.

Misalnya, mau ganti layout, tambah kategori baru, atau ubah struktur URL. Platform yang fleksibel akan membantu perubahan teknis lebih cepat, tanpa harus bongkar total.

h. HTTP Status Codes

Googlebot dan user akan ketemu berbagai status kode HTTP saat akses halaman:

  • 200: sukses, halaman normal.
  • 3xx (Redirects): diarahkan ke halaman lain.
  • 4xx (Client error): halaman nggak ada atau user nggak punya izin (404, 403).
  • 5xx (Server error): masalah di server.

2. Crawl-ability

Walau website bisa diakses, belum tentu semua halaman bisa dirayapi (crawled) dengan baik. Berikut checklist crawl-ability:

a. Robots.txt

Robots.txt bisa dipakai untuk membatasi Googlebot biar tidak crawl halaman yang nggak penting (misalnya filter e-commerce).

b. XML Sitemap

XML Sitemap ada beberapa macam, seperti:

  • Video sitemap (untuk video).
  • Image sitemap (untuk website yang banyak gambar).
  • News sitemap (untuk publisher, max 1000 URL, hanya 2 hari terakhir).

c. Website Architecture

Semua halaman harus bisa diakses dari homepage. Crawl Depth maksimal 5 klik. Kalau lebih, Google anggap halaman itu tidak penting. Solusinya adalah menaruh link ke halaman penting di homepage. Jangan ada entry point ke halaman error (redirected, 4xx, 5xx).

d. Canonical Tags

Canonical Tags digunakan untuk menentukan halaman utama kalau ada duplikat. Berikut panduan simpel yang bisa kamu jadikan acuan:

  • Versi mobile/desktop → canonical ke desktop.
  • Pagination → canonical ke “view all”.
  • Multi-language → gunakan hreflang.
  • Pastikan self-referring canonical.

3. Page Experience Report

Google sekarang sangat memperhatikan pengalaman pengguna. Page Experience bisa dilihat di Google Search Console, mencakup:

a. Mobile-Friendly

Hampir 70% trafik datang dari mobile. Maka pastikan website responsif dan nyaman di layar kecil.

b. Core Web Vitals

Tiga metrik utama yang wajib dicek:

c. Safe Browsing

Website jangan sampai terindikasi malware atau konten berbahaya. Ingat untuk mengoptimalkan website untuk safe browsing.

d. HTTPS

Selain keamanan, ini juga bagian dari Page Experience. HTTPS singkatan dari Hypertext Transfer Protocol Secure. Ini adalah versi aman dari HTTP, yaitu protokol yang digunakan untuk menghubungkan browser (seperti Chrome, Firefox, Safari) dengan server sebuah website.

4. Content Delivery

Di tahap ini, kita memastikan konten bisa dikirim dan dimuat dengan cepat ke pengguna di mana pun mereka berada.

Checklist content delivery:

a. Kecepatan Website

Gunakan tools seperti PageSpeed Insights atau GTMetrix untuk mengecek.

Tips optimasi:

  • Kompres gambar tanpa mengurangi kualitas.
  • Gunakan lazy loading.
  • Aktifkan caching browser.

b. Content Delivery Network (CDN)

Kalau audiens kamu tersebar luas (misalnya target global), gunakan CDN untuk mempercepat loading di lokasi berbeda.

c. Minify CSS, JavaScript, dan HTML

File yang ringan bikin loading lebih cepat. Ingat untuk melakukan minify CSS, JavaScript dan HTML.

d. Server yang Handal

Hosting jelek bikin loading lambat dan sering down. Pastikan pilih server dengan uptime tinggi.

Masih Bingung tentang Technical SEO?

Wajar banget, soalnya bagian ini memang lumayan ribet dan butuh ketelitian ekstra. Tapi tenang, kamu nggak harus pusing sendirian kok. Kalau merasa masih terkendala atau bingung soal SEO, kamu bisa langsung pakai jasa SEO Whello.

Whello sudah berpengalaman bertahun-tahun menangani berbagai jenis klien dari beragam industri, jadi kamu bisa lebih tenang menyerahkan urusan teknis ke ahlinya.

Asyiknya lagi, Whello juga menyediakan konsultasi gratis yang bisa kamu manfaatkan untuk tanya-tanya soal kebutuhan SEO kamu. Jadi, kenapa harus pusing sendiri kalau ada partner yang bisa bantu optimasi website kamu dengan lebih gampang dan terarah?

Image

Frequently Asked Questions

Technical SEO fokus pada aspek teknis (server, kecepatan, struktur), sementara On-Page SEO fokus pada optimasi konten (judul, meta tag, keyword).

Suka Artikel Ini?

Baca juga artikel lainnya

Cari Artikel

Layanan Whello

  • Jasa Pembuatan Website
  • Jasa SEO
  • Google Ads
  • Facebook Ads
  • Instagram Ads
  • Copywriting
  • Jasa Pembuatan Aplikasi

Subscribe Newsletter Whello Gratis

Dapatkan promo eksklusif dan konten menarik langsung di emailmu.

Image

Over Ridwan Saleh Fadillah

SEO Specialist

Kenalin aku Ridwan Saleh Fadillah, SEO Specialist Whello, yang tugas sehari-harinya adalah analisa, optimasi, dan menaikkan visibilitas website klien.

Lees meer over Ridwan