LinkedIn
WhatsApp
Microsoft Teams

E-Commerce Architecture: Kenali Tipe dan Manfaatnya untuk Website E-commerce

Grafis Nuresa

Grafis Nuresa

Webdeveloper

View case

durasi baca : 8 menit

Sekarang ini, banyak orang lebih memilih berbelanja melalui e-commerce. E-commerce telah menjadi tulang punggung bagi banyak bisnis untuk menjual produk dan jasa secara online.

E-commerce architecture yang baik sangat penting untuk memastikan kinerja, skalabilitas, dan keberhasilan jangka panjang dari website e-commerce.

Kali ini kita akan membahas apa itu e-commerce architecture, tipe-tipe arsitektur e-commerce, manfaat memiliki arsitektur yang baik, komponen-komponennya, dan bagaimana memilih arsitektur yang tepat untuk bisnis kamu.

Apa Itu E-commerce Architecture?

E-commerce architecture adalah kerangka yang mendefinisikan bagaimana komponen dalam platform e-commerce berinteraksi satu sama lain untuk memberikan pengalaman belanja online yang lancar.

Arsitektur ini mencakup struktur teknis yang memungkinkan penanganan transaksi, pengelolaan produk, interaksi pengguna, dan berbagai fungsi lainnya yang mendukung operasi e-commerce.

Arsitektur yang baik memastikan bahwa website e-commerce dapat menangani banyak pengguna secara bersamaan, menjaga keamanan data, dan memungkinkan pembaruan serta pemeliharaan dengan mudah.

Dalam merancang arsitektur e-commerce, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan bisnis saat ini dan masa depan agar dapat beradaptasi dengan pertumbuhan dan perubahan yang diperlukan. Bahkan tak sedikit perusahaan yang menggunakan optimasi SEO untuk e-commerce nya untuk hasil yang maksimal.

Tipe-tipe E-commerce Architecture

Ada beberapa tipe arsitektur e-commerce yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan ukuran bisnis. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Monolithic Architecture

Image

Monolithic Architecture adalah pendekatan tradisional di mana semua fungsi (front-end dan back-end) terintegrasi dalam satu aplikasi besar. Pendekatan ini sering digunakan oleh bisnis kecil karena lebih sederhana untuk diimplementasikan.

2. Microservices Architecture

Image

Microservices Architecture memecah aplikasi menjadi layanan-layanan kecil yang dapat diatur dan dikembangkan secara independen. Setiap layanan dapat memiliki fungsinya sendiri dan berkomunikasi melalui API.

3. Two-Tier Architecture

Image

Dalam Two-Tier Architecture, aplikasi dibagi menjadi dua lapisan: lapisan klien (front-end) dan lapisan server (back-end), yang seringkali berfungsi sebagai database.

4. Three-Tier Architecture

Image

Three-Tier Architecture memisahkan aplikasi menjadi tiga lapisan: presentasi (front-end), logika bisnis (aplikasi), dan database (back-end).

5. Headless Architecture

Image

Headless Architecture memisahkan front-end dari back-endBack-end berfungsi sebagai penyedia data, sedangkan front-end bertanggung jawab untuk presentasi, yang memungkinkan pengalaman pengguna yang lebih dinamis.

6. Software as a Service (SaaS) Architecture

Image

SaaS adalah model di mana aplikasi e-commerce disediakan oleh pihak ketiga dan diakses melalui internet. Ini mengurangi kebutuhan untuk mengelola infrastruktur fisik.

Manfaat Memiliki E-commerce Architecture yang Baik

Memiliki arsitektur e-commerce yang baik sangatlah penting dalam memastikan keberhasilan bisnis online. Arsitektur yang dirancang dengan baik tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga memberikan pengalaman pengguna yang optimal. Berikut manfaat lainnya:

  • Memungkinkan situs untuk berkembang seiring dengan peningkatan jumlah pengguna dan produk.
  • Membantu melindungi data sensitif dan transaksi pelanggan.
  • Memastikan bahwa website tetap responsif dan cepat meskipun beban pengguna meningkat.
  • Memudahkan tim developer untuk memperbarui atau menambah fitur tanpa mengganggu operasi sehari-hari.
  • Menyediakan navigasi website yang mulus dan waktu loading halaman yang cepat untuk meningkatkan pengalaman pengguna.

Komponen E-commerce Architecture

Ada beberapa komponen untuk membentuk suatu e-commerce architecture, setiap komponen memainkan peran yang krusial untuk mengelola e-commerce tersebut. Berikut beberapa komponen nya:

A. Front-end

Front-end adalah antarmuka pengguna yang berinteraksi langsung dengan pelanggan. Ini mencakup desain situs, navigasi, dan pengalaman pengguna.

B. Back-end

Sedangkan Back-end berfungsi mengelola sistem teknikal bisnis, pemrosesan transaksi, dan interaksi dengan database. Komponen ini juga memastikan data dikelola dengan aman dan efisien.

C. Database

Komponen database berfungsi menyimpan data penting seperti informasi produk, pelanggan, dan transaksi. Database juga memastikan integritas dan keamanan data.

D. API

API adalah komponen yang menghubungkan front-end dan back-end, sehingga memungkinkan komunikasi antara berbagai layanan dan aplikasi.

E. Keamanan

Komponen keamanan dalam ecommerce architecture yaitu meliputi protokol dan alat yang berguna untuk melindungi data dan transaksi dari ancaman siber.

F. Analitik dan Pelaporan

Sedangkan komponen analitik untuk melacak dan menganalisis data pengguna dan kinerja situs untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Jenis E-commerce Architecture Apa yang Harus Dipilih?

Pemilihan arsitektur e-commerce tergantung pada kebutuhan bisnis dan sumber daya yang tersedia. Berikut adalah beberapa pertimbangan dalam memilih arsitektur:

1. Ukuran Bisnis

Bisnis kecil mungkin lebih cocok dengan monolithic atau two-tier architecture, sementara perusahaan besar bisa mempertimbangkan microservices atau three-tier untuk skalabilitas yang lebih besar.

2. Sumber Daya Teknologi

Jika kamu memiliki tim teknis yang berpengalaman, microservices atau archeadless hitecture bisa memberikan fleksibilitas lebih. Untuk tim yang lebih kecil, SaaS mungkin menjadi pilihan terbaik.

3. Kebutuhan Kustomisasi

Jika bisnismu memerlukan fitur yang sangat spesifik, headless atau three-tier architecture mungkin lebih cocok. SaaS juga bisa membatasi kustomisasi.

4. Anggaran

Pertimbangkan biaya infrastruktur dan pengembangan. SaaS menawarkan biaya awal yang lebih rendah tetapi mungkin memerlukan biaya bulanan, sementara solusi in-house seperti three-tier memerlukan investasi awal yang lebih besar.

5. Pertimbangan Jangka Panjang

Pilihlah arsitektur yang dapat mendukung pertumbuhan bisnis kamu di masa depan dan mudah disesuaikan dengan perubahan pasar dan teknologi.

Optimalkan E-commerce Dengan E-commerce Architecture!

Memiliki E-commerce Architecture yang baik adalah salah satu langkah optimasi website yang penting dalam memastikan keberhasilan bisnis online. Arsitektur yang dirancang dengan baik tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga akan memberikan yang terbaik untuk pengguna.

Selain itu, pastikan menerapkan taksonomi website yang bertujuan untuk mengklasifikasikan struktur pada website kamu. Hal ini memberikan kemudahan akses bagi pengunjung saat mencari informasi tertentu.

Memang dibutuhkan keahlian yang cukup mendalam untuk mengembangkan sebuah website. Maka itu, penting untuk menggunakan jasa SEO ataupun memilih digital marketing agency yang berpengalaman.

Whello, sudah berpengalaman 7 tahun lamanya di bidang digital marketing dan secara profesional mengoptimalkan website klien melalui strategi SEO, Google ads, pembuatan website serta jasa sosial media. Untuk selengkapnya, yuk konsultasi terlebih dahulu dengan Whello. Konsultasinya gratis loh!

Image

Frequently Asked Questions

Arsitektur e-commerce adalah kerangka kerja teknis yang mengatur bagaimana komponen dan modul dalam platform e-commerce berinteraksi untuk memberikan pengalaman belanja online yang efisien.

Suka Artikel Ini?

Baca juga artikel lainnya

Cari Artikel

Layanan Whello

  • Jasa Pembuatan Website
  • Jasa SEO
  • Google Ads
  • Facebook Ads
  • Instagram Ads
  • Copywriting
  • Jasa Pembuatan Aplikasi

Subscribe Newsletter Whello Gratis

Dapatkan promo eksklusif dan konten menarik langsung di emailmu.

Image

Over Grafis Nuresa

Webdeveloper

Hai aku Grafis Nuresa, web developer di Whello yang suka banget ngulik dunia coding dan bikin website jadi lebih hidup dan interaktif.

Lees meer over Grafis